Saturday, January 2, 2010

Antara ada dan tiada, cahaya dan gulita
























Ada dan tiada, cahaya dan gulita, dua hal yang kontroversial dan bertolak belakang. Segala yang tiada adalah gelap, sedangkan yang ada adalah cahaya. Alam kemakhlukan dipandang dari zatnya sendiri pada hakekatnya adalah tiada dan gelap. Tetapi ia menjadi ada, karena wujud al-haq Yang Maha Kuasa untuk mewujudkannya. Karenanya adanya yang maujud itu sebagai bukti adanya yang mewujudkan, yaitu Al-haq (Allah), dipandang dari jelasnya cahaya Al-Haq dan Zhahinya Al-haq pada yang maujud itu, ia merupakan wujud mustatir.
Dari sinilah terjadi kontroversial di kalangan manusia. Di antara mereka ada yang berpandangan bahwa mereka tidak menyaksikan apapun, melainkan adanya yang maujud itu sendiri. Dengan begitu, mereka menjadi terhalang untuk dapat menemukan yang mewujudkan, dalam alam kemakhlukan itu. Mereka berada dalam kondisi kegelapan, tertutup oleh mendung kebendaan. Dan di antara mereka ada yang tidak tertutup oleh mendung alam kebendaan itu, dari menyaksikan Al-khaliq yang yang menciptakannya.
Kemudian mengenai kesaksian mereka pada Al-haq, di antaranya ada yang dapat menyaksikan atau mengenali yang menciptakan sesuatu (makhluk) sebelum sesuatu itu diciptakan. Mereka ini berargumentasi wujud sang pencipta ini adalah Maha Dahulu daripada berkas kekuasan-Nya yang berupa makhluk ciptaan-Nya.
Di antara mereka ada yang menyaksikan-Nya setelah terciptanya alam kemakhlukan. Kelompok ini berargumentasi bahwa adanya makhluk adalah sebagai bukti akan adanya Al-khaliq. Di antara mereka ada juga yang menyaksikan Al-haq sebagai sang pencipta bersamaan dengan makhluk ciptaan-Nya, atau secara terpisah ada di sisi ciptaan-Nya.
Masalah tersebut tidaklah terkait dengan zaman dan tempat, karena keduanya merupakan makhluk. Begitu pula masalah langsung atau terpisah, tidaklah dimaksudkan sebagaimana maknanya, karena keduanya juga ternasuk dalam kategori alam kemakhlukan. Hal ini merupakan masalah yang rumit dan pelik. Banyak di antara manusia yang tergelincir dalam ucapan yang berlawanan.dengan syari'at, sehingga terjebak dalam kekhufuran dan perbuatan bid'ah. Oleh sebab itu, sucikan akidah bersihkan keyakinan, bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya.

1 komentar:

Post a Comment

recent comment