Wednesday, March 7, 2012

Korea Utara diduga sembunyikan tentang rahasia nuklirnya

 
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara yang juga negosiator nuklir senior, Ri Yong-ho, dijadwalkan akan berkunjung ke New York, Amerika Serikat. Kedatangan Yong-ho dalam rangka pertemuan keamanan yang digelar Universitas Syracuse.

"Ini kunjungan tidak resmi selama tiga hari, dimulai Rabu pekan depan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, Victoria Nuland, Kamis lalu. Namun, Nuland menambahkan, tidak ada pejabat Amerika yang akan bertemu secara resmi dengan Yong-ho selama kunjungannya.

Kabar ini menambah harapan banyak pihak bahwa Korea Utara mulai melunak sejak kematian Kim Jong-il akhir tahun lalu. Tapi Korea Selatan menuding negeri jirannya itu masih memiliki banyak lokasi pengayaan uranium selain reaktor Yongbyon.

"Reaktor Yongbyon maket belaka," kata seorang pejabat Korea Selatan yang enggan disebutkan namanya. Korea Selatan mendesak agar fasilitas rahasia tersebut juga harus diperiksa oleh Badan Atom Internasional.

Apalagi kesepakatan moratorium nuklir antara Korea Utara dan Amerika ternyata ditanggapi dingin oleh warga Korea Utara. "Saya sudah mendengar kabar itu, tapi tidak terlalu gembira," kata Jong Yun-hui kepada AP di Pyongyang. Perempuan 43 tahun tersebut pesimistis perjanjian ini akan berjalan lancar. "Saya sudah tidak percaya kepada Amerika," ujarnya.

Situasi serupa dijumpai di Amerika Serikat. Pemimpin Angkatan Bersenjata Amerika di Pasifik, Admiral Robert Willard, mengaku dirinya berharap Korea Utara akan menepati janjinya mengakhiri program pembuatan senjata nuklir. Tapi ia menegaskan tidak terlalu optimistis. "Kami tidak melihat banyak perubahan di masa lalu," ucap Willard kepada anggota Kongres di Washington.

Dalam perjanjian yang diteken Rabu lalu, Korea Utara sepakat menghentikan sementara program pengayaan uraniumnya. Mereka juga bersedia menerima kehadiran inspektur nuklir Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sempat ditolak pada 2009.

Sebagai penggantinya, pemerintah Amerika menjanjikan 240 ribu ton bahan pangan, terutama bagi anak-anak yang terancam gizi buruk serta ibu hamil. Negeri adidaya itu juga akan menyelenggarakan pertukaran budaya, pendidikan, serta olahraga di antara kedua negara.

0 komentar:

Post a Comment

recent comment